MAKALAH KEBUDAYAAN TIONGHOA

MAKALAH KEBUDAYAAN TIONGHOA

 Logo Universitas Gunadarma.jpg

 

Disusun Oleh :

NAMA            : DELLA NURDIN

                                                                        ALDRIN SURYA PANGESTU

                                                                        ANGGI SEPTIANI

                                                                        JESSICA GIOVANI

                                                                        MILLA NURDIANI SUDIRMAN

                                                                        MUHAMMAD ADNAN DIPTYA

                                    YOHANNES TOGAR

                                               KELAS           : 1EA19

DOSEN          : Heru Nurhadi

 

Dibuat sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas dari dosen

 

FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMAN

UNIVERSITAS GUNADARMA

TP 2015/2016

 

KATA PENGANTAR

 

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Dalam proses pembuatan karya tulis yang berjudul “KEBUDAYAAN TIONGHOA”, penulis mengalami banyak kesulitan. Penulis berharap semoga makalah ini di jadikan pedoman dan arahan bagi para pembaca. Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada :

  1. Heru Nurhadi selaku dosen Ilmu Budaya Dasar yang telah memberikan ilmunya dan memberi masukan dalam penyusunan makalah ini.
  2. Kedua orang tua yang telah membimbing.
  3. Teman-teman yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pada pembaca, agar penulis dapat menghasilkan makalah yang lebih baik. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

 

 

Depok, 19 Desember 2015

Penulis

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR ISI

 

KATA PENGANTAR                                                                                   i

DAFTAR ISI                                                                                                  ii

BAB I PENDAHULUAN                                                                             1

  1. Latar Belakang Masalah 1
  2. Rumusan Masalah 2
  3. Tujuan Penulisan 2

BAB II PEMBAHASAN                                                                              2

  1. Pengertian Kebudayaan 2
  2. Mempertahankan Kebudayaan Tionghoa diKota Besar 4
  3. Kendala yang didapat Saat Mempertahankan Kebudayaan Tionghoa dikota besar 4
  4. Menghadapi Kebudayaan Tionghoa dengan Kebudayaan Lain 5
  5. Kebudayaan Saat Perayaan Tahun Baru Imlek 5
  6. Makanan yang Wajib Menjadi Sajian Saat Imlek 8

BAB III PENUTUP                                                                                       14

  1. Kesimpulan 14
  2. Saran 14

DAFTAR PUSTAKA                                                                                    15

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB 1

PENDAHULUAN

 

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau dan memiliki berbagai macam suku bangsa, bahasa, adat istiadat atau yang sering kita sebut kebudayaan. Keanekaragaman budaya yang terdapat di Indonesia merupakan suatu bukti bahwa Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya.

Tidak bisa kita pungkiri, bahwa kita pungkiri bahwa kebudayaan daerah merupakan faktor utama berdirinya kebudayaan yang lebih global, yang biasa kita sebut dengan kebudayaan nasional. Maka atas dasar itulah segala bentuk kebudayaan daerah akan sangat berpengaruk terhadap budaya nasional, begitu pula sebaliknya kebudayaan nasional yang bersumber dari kebudayaan daerah, akan sangat berpebgaruh pula terhadap kebudayaan daerah / kebudayaan lokal.

Kebudayaan merupakan suatau kekayaan yang sangat benilai karena selain merupakan ciri khas dari suatu daerah juga mejadi lambang dari kepribadian suatu bangsa atau daerah.

Karena kebudayaan merupakan kekayaan serta ciri khas suatu daerah, maka menjaga, memelihara dan melestarikan budaya merupakan kewajiban dari setiap individu, dengan kata lain kebudayaan merupakan kekayaan yang harus dijaga dan dilestarikan oleh setiap suku bangsa.

 

B. Rumusan Masalah

  1. Apa yang dimaksud dengan Kebudayaan ?
  2. Bagaimana cara menghadapi atau mempertahankan kebudayaan Tionghoa di kota besar ?
  3. Apa saja kendala yang dihadapi untuk mempertahankan kebudayaan tionghoa di kota besar ?
  4. Bagaimana menghadapi kebudayaan tionghoa dengan kebudayaan lain yang ada di kota besar ?

 

C. Tujuan Penulisan

  1. Teoritis : Untuk mengetahui kebudayaan – kebudayaan tionghoa

Di kota besar dalam menghadapi kemajuan zaman dan

Teknologi.

  1. Praktis : Untuk memberi informasi kepada pembaca dan sebagai

Tugas mata kuliah Ilmu Budaya Dasar.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB 2

PEMBAHASAN

 

 

 

A. Pengertian Kebudayaan

Kata “kebudayaan berasal dari (bahasa Sanskerta) yaitu “buddayah” yang merupakan bentuk jamak dari kata “budhi” yang berarti budi atau akal. Kebudayaan diartikan sebagai “hal-hal yang bersangkutan dengan budi atau akal”. Pengertian Kebudayaan secara umum adalah hasil cipta, rasa dan karsa manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang kompleks yang mencakup pengetahuan, keyakinan, seni, susila, hukum adat dan setiap kecakapan, dan kebiasaan.  Sedangkan menurut definisi Koentjaraningrat yang mengatakan bahwa pengertian kebudayaan adalah keseluruhan manusia dari kelakuan dan hasil yang harus didapatkannya dengan belajar dan semua itu tersusun dalam kehidupan masyarakat. Senada dengan Koentjaraningrat, didefinisikan oleh Selo Soemardjan dan Soelaeman Soenardi, pada bukunya Setangkai Bunga Sosiologi (Jakarta :Yayasan Badan Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1964), hal 113, merumuskan kebudayaan sebagai semua hasil karya, cipta, dan rasa masyarakat. Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan atau kebudayaan jasmaniah (material culture) yang diperlukan oleh manusia untuk menguasai alam sekitarnya agar kekuatan serta hasilnya dapat diabdikan untuk keperluan masyarakat.

Pengertian Kebudayaan dalam bahasa inggris disebut culture. merupakan suatu istilah yang relatif baru karena istilah culture sendiri dalam bahasa inggris baru muncul pada pertengahan abad ke-19. Sebelumnya pada tahun 1843 para ahli antropologi memberi arti kebudayaan sebagai cara mengolah tanah, usaha bercocok tanam, sebagaimana tercermin dalam istilah agriculture dan holticulture. Hal ini bisa kita mengerti karena istilah culture berasal dari bahasa Latin colere yang berarti pemeliharaan, pengolahan tanah pertanian. Pada arti kiasan kata itu juga berarti “pembentukan dan pemurnian jiwa”. Seorang antropolog lain, E.B. Tylor (1871), dalam bukunya yang berjudul Primitive Culture (New York ; Brentano’s, 1924), hal 1, yang mendefinisikan pengertian kebudayaan bahwa kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan lain kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.

 

 

B. Mempertahankan Kebudayaan Tionghoa di Kota Besar

Mempertahankan kebudayaan harus dimulai dari lingkungan intenal terlebih dahulu, dengan mempererat hubungan keluarga dan teman yang mempunyai kebudayaan yang sama dengan tetap merayakan Tahun Baru Imlek dan merayakan hari besar lainnya, seperti :

  1. Cap Gomeh
  2. Sembahyang Abu, yaitu sembayang untuk orang – orang yang sudah meninggal dunia dan pada bulan tujuh itu umumnya orang tionghoa sembahyang untuk mendoakan orang yang sudah meninggal itu.
  3. Setiap tanggal 22 Desember orang tionghoa biasanya membuat kue onde, umumnya tanggal 22 Desember ini seluruh keluarga kumpul untuk makan kue onde dan melakukan sembahyang.

Dalam lingkungan keluarga harus mengajak anak dan keponakan – keponakan kita ke tempat – tempat dan pertunjukan – pertunjukan yang menampilkan kebudayaan tiongkok (Barong Shai dan Opera Cina) supaya mereka para generasi penerus bisa mengenal dan menyaksikan kebudayaan tiongkok yang pernah ada di Indonesia.

 

C. Kendala yang didapat Saat Mempertahankan Kebudayaan Tionghoa di Kota Besar

  1. Di kota besar agak sulit memupuk hubungan bertetangga hal ini menyebabakan sulitnya mengembangkan kebudaayan Tionghoa di masyarakat atau kota besar.
  2. Di sekolah-sekolah hampir tidak ada informasi mengenai kebudayaan Tiongkok dan kebudayaan Tiongkok pada umumnya masuk dan diperkenalkan di Indonesia melalu Wihara atau Ta pek khong, Sedangkan Wihara atau Ta pek khong adalah tempat ibadah agama Buddha dan Khong Hu Chu, jadi agak sulit bagi mereka untuk mengenal dan berkecimpung didalam kebudayaan Tiongkok jika mereka bukan agama budda ataupun khong hu chu.

 

D. Menghadapi Kebudayaan Tionghoa dengan Kebudayaan Lain

Di kota besar kita baru bisa mengenal kebudayaan lain jika kita sudah mengenal lebih dekat hubungan pertemanan dengan berbagai macam orang dari suku dan kebudayaan yang berbeda. Karena, dari kedekatan tersebut dan seringnya kita berbincang satu sama lain sehingga kita dapat mengenal kebudayan masing-masing cerita mereka.

 

E. Kebudayaan Saat Perayaan Tahun Baru Imlek

Selama perayaan Imlek ini, ada beberapa pantangan dan anjuran yang orang china percaya dapat membawa Banyak dampak bagi kehidupan siapa saja yang melakukannya. Trus apa itu Mari kit achek satu satu.

Yang dilakukan di Malam Tahun Baru Cina

  1. Dimalam hari sebelum imlek orang china sering Berkumpul bersama anggota keluarga untuk makan dan sedikit berbincang ringan.
  2. Sembayangan Untuk Hormati leluhur dan mengucap syukur.
  3. Menyalakan kembang api di tengah malam untuk menandakan keluar dari tahun yang lama dan  memasuki tahun yang baru.
  4. Membuka lebar-lebar jendela dan pintu rumah di tengah malam, Hal ini untuk melepaskan Segala kesialan tahun yang lama.

 

 

Yang boleh dan tidak dilakukan di Hari Tahun Baru Cina

  1. Jaga kata-kata, janji dan sumpah serapah karena kabarnya perkataan pertama yang keluar pada hari ini bisa benar-benar terwujud.
  2. Dilarang mencuci rambut agar keberuntungan di awal tahun tidak ikut luntur.
  3. Pakailah pakaian baru – Pakai warna merah sebagai lambang kebahagiaan.
  4. Dilarang memakai warna putih atau hitam karena itu adalah warna berkabung.
  5. Sapalah sesama yang Anda temui dan doakan yang terbaik untuk mereka.
  6. Dilarang mendatangi orang yang sedang berduka atau sedang sakit.
  7. Jika sakit namun masih mampu untuk berbenah diri, maka dianjurkan untuk ikut berkumpul di ruang tamu dengan penampilan yang pantas.
  8. Anda yang sudah menikah, berikan amplop merah berisi uang keberuntungan pada anak-anak dan mereka yang belum menikah.
  9. Dilarang mengepel atau menyapu lantai.
  10. Dilarang mengatakan kata yang berhubungan dengan kematian atau cerita hantu (termasuk angka 4 dalam bahasa mandarin yang juga berarti ‘mati’).
  11. Dilarang memasak.
  12. Dilarang menggunakan pisau atau gunting, oleh karena itu semua harus dipersiapkan sebelum hari ini.
  13. Dilarang meminjamkan uang dan juga jangan meminjam uang atau Anda akan terus meminjam dan meminjamkan uang sepanjang tahun.

Hal – hal yang sering didengar saat tahun baru imlek adalah sebagai berikut :

  1. Cap Gomeh, yang disebut dengan cap gomeh adalah 14 hari sesadah tahun baru imlek, karena setelah Cap Gomeh tidak boleh lagi mengucapkan Gong Xi Fat Chai kepada siapapun dan pada saat Cap Gomeh itu umumnya melaksanakan sembhayang dengan tuhan.
  2. Kalau tidak turun hujan maka di tahun itu tidak ada rezeki, hali ini merupakan kepercayaan orang tionghoa jika sebelum tahun baru dan saat pelaksanaan tahun baru imlek turun hujan, menurut keyakinan mereka orang – orang tionghoa akan mendapatkan kemakmuran.

F. Makanan yang wajib menjadi sajian Imlek

  1. Siu Mie (Mie Panjang)

 

1

Siu Mie adalah makanan yang wajib hadir saat malam tahun baru Imlek. Siu Mie memiliki bentuk panjang dengan tekstur kenyal dan rasa yang gurih. Siu mie menjadi simbol panjang umur, kebahagiaan, dan rejeki yang melimpah. Cara menyantapnya pun haruslah dimakan secara utuh hingga ujung terakhir mie. Siu mie ini sebenarnya sama seperti mie goreng pada umumnya, namun isiannya sangat lengkap. Isian siu mie antara lain: sawi, kol, udang, cumi, bakso, irisan daging ayam, dan bisa juga sosis.

  1. Ayam, ikan, dan babi

2

Daging ayam, ikan, dan babi merupakan hidangan yang kerap hadir dalam sajian Imlek. Ketiga daging ini disajikan sebagai lambang agar orang yang menyantapnya tidak memiliki sifat ketiga hewan tersebut. Babi memiliki sifat pemalas dan ayam bersifat serakah. Sementara ikan memiliki dualism makna. Di satu sisi, sisiknya disandingkan dengan ular yang jahat, sementara di sisi lain ikan pun menjadi lambang rejeki dan keberuntungan. Hidangan ayam dan ikan harus disajikan secara utuh sebagai simbol keutuhan dan kemakmuran yang berlimpah.

  1. Teh Telur

3

Teh telur (tea leaf egg) mungkin terdengar aneh di telinga kita, namun teh telur yang dapat menambah stamina ini rasanya enak! Telur direbus hingga setengah matang, lalu cangkangnya diretakkan sehingga teh yang telah dicampur kecap asin pun merembes masuk ke dalam telur. Selain kecap asin, teh juga dicampur dengan kayu manis dan lada hitam. Wanginya harum dengan citarasa asin yang khas. Teh telur ini melambangkan kesuburan.

  1. Yusheng

4

Yusheng atau yee sang merupakan sajian Imlek berupa salad ikan segar yang ditambah irisan sayuran segar seperti lobak dan wortel. Ikan yang digunakan adalah ikan tuna atau salmon yang direndam campuran minyak goreng, minyak wijen, dan merica. Sementara saus yusheng terbuat dari campuran minyak wijen dengan saus buah prem, gula pasir dan kayu manis. Menurut tradisi, ketika diaduk dengan saus, ikan dan sayuran harus diangkat tinggi-tinggi di atas piring. Semakin tinggi yusheng terangkat, dipercayai peruntungan pada tahun yang baru pun semakin baik. Yusheng diaduk bersama-sama oleh orang yang duduk satu meja sambil saling mengucapkan selamat tahun baru Imlek. Tradisi mengaduk yusheng dan mengangkatnya tinggi-tinggi disebut lo hei.

  1. Jiaozi

5

Menu “jiaozi” mungkin masih asing di telinga Klikers, namun saya yakin Klikers pasti kenal dengan Kuo Tie. Jiaozi – yang juga dikenal sebagai Kuo Tie – merupakan pangsit yang diisi daging babi, sayuran, dan udang cincang. Bentuk bulat jiaozi mirip dengan uang cina kuno sehingga jiaozi pun menjadi simbol kelimpahan rejeki. Jiaozi juga melambangkan kebersamaan karena disantap bersama-sama seluruh keluarga.

  1. Kue keranjang

6

Kue keranjang (Nian Gao) hanya dibuat setahun sekali menjelang Imlek. Penganan yang terbuat dari tepung ketan dan gula merah ini memiliki rasa manis dengan tekstur lengket. Secara adat, kue keranjang yang juga sering disebut dodol cina ini digunakan untuk upacaya sembahyang leluhur. Kue keranjang memiliki bentuk bulat sebagai harapan keluarga dapat terus bersatu, rukun dan bulat tekad dalam menghadapi tahun yang akan datang. Kue keranjang sering disusun tinggi atau bertingkat. Makin ke atas ukurannya makin kecil. Hal ini melambangkan peningkatan rejeki atau kemakmuran. Teksturnya yang lengket juga menjadi simbol agar keluarga menjadi semakin lengket (akrab). Biasanya bagian puncaknya ditaruh kue mangkok merah yang melambangkan rejeki yang semakin mekar. Selain disajikan langsung, kue keranjang dapat disajikan dengan cara digoreng dengan tepung terigu dan telur. Dapat juga dikukus dan dimakan hangat-hangat dengan kelapa parut.

  1. Lapis Legit

7

Karena terdiri dari lapisan-lapisan, maka kue lapis legit menjadi simbol rejeki yang berlapis-lapis di tahun yang akan datang sehingga dapat merasakan hidup yang lebih manis atau legit.

  1. Jeruk Mandarin

8

Jeruk mandarin menjadi salah satu sajian Imlek yang wajib ada. Sebisa mungkin jeruknya masih memiliki daun pada tangkainya. Jeruk mandarin yang berwarna kuning keemasan ini menjadi lambang kemakmuran dan kekayaan yang selalu bertumbuh. Selain jeruk mandarin, buah lain yang kerap hadir dalam perayaan Tahun Baru Imlek adalah pisang raja. Buah-buahan yang berduri seperti durian dan salak dihindari saat Imlek.

  1. Manisan segi delapan

9

Manisan segi delapan atau dikenal juga sebagai “tray of togetherness” atau “prosperity box” merupakan sajian Imlek yang sarat makna. Kotak segi delapan ini berisi manisan, buah yang dikeringkan, dan biji-bijian untuk camilan. Setiap makanan di dalam kotak ini memiliki makna simbolis, misalnya seperti jeruk kumkuat yang menjadi simbol kemakmuran, biji teratai yang melambangkan kesuburan, atau leci sebagai lambang ikatan keluarga yang kuat. Angka 8 sendiri melambangkan keberuntungan dalam tradisi China.

  1. Kuaci

10

Kuaci bukan hanya menjadi teman ngemil sembari mengobrol bersama keluarga tercinta. Kuaci pun menjadi simbol kesuburan atau lekas mendapatkan keturunan. Selain kuaci, sering disajikan pula kacang dan permen.

ada beberapa makanan lain yang pantang disajikan saat tahun baru imlek. Bubur yang melambangkan kemiskinan, bihun yang cepat hancur, dan aneka makanan warna putih lainnya dilarang menjadi sajian Imlek. Begitu juga dengan paria yang rasanya pahit. Walaupun kadang simbolisasi ini kurang masuk logika kita, namun inilah adalah wujud harapan dan doa kita akan tahun yang baik dan penuh rejeki.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB 3

PENUTUP

 

A. Kesimpulan

Setiap daerah pasti memiliki kebudayaan seperti dengan kebudayaan Tionghoa, adapun yang dapat disimpulkan adalah :

  1. Kebudayaan Tionghoa harus dipelajari dan diajarkan kepada generasi muda.
  2. Mempertahankan kebudayaan itu tidak sangat mudah apalagi di kota besar.
  3. Kebudayaan dan kepercayaan setiap daerah berbeda dan kita harus saling menghargai, agar tidak terjadi keributan.
  4. Kebudayaan Tionghoa harus dipertahankan, karena banyak sekali kebudayaan yang dilakukan untuk kebaikan diri kita sendiri.

 

B. Saran

Adapun saran yang dapat penulis berikan dari mekalah ini adalah, kita sebagai generasi muda janganlah kita melupakan kebudayaan – kebudayaan nenek moyang kita, karena ada banyak sekali keunikan dari kebudayaan tersebut dan manfaat bagi kehidupan kita nanti kelak.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

  • DAFTAR PUSTAKA

 

http://www.klikhotel.com/blog/10-makanan-yang-wajib-menjadi-sajian-imlek/

Pemikiran para penulis

Leave a comment